Atau Bekicot bahan alam sebagai bahan obat tradisional
Bahan alam memiliki kemampuan bioaktivitas yang dapat digunakan sebagai antivirus, antibiotik, antifungi, antibakteri, antiinflamasi dan antikanker.
Pemanfaatan bahan alam sebagai bahan obat tradisional baik itu untuk antibakteri maupun antikanker terus meningkat. Hal tersebut untuk menggantikan obat sintetis yang memiliki efek samping bagi tubuh. Menurut Ali et al. (2006) bahan alam memiliki kemampuan bioaktivitas yang dapat digunakan sebagai antivirus, antibiotik, antifungi, antibakteri, antiinflamasi dan antikanker. Salah satunya adalah jenis gastropoda Terebralia sulcata, pada lendir Terebralia sulcata memiliki potensi sebagai agen obat alami.
Tradisi pengobatan dengan memanfaatkan berbagai jenis organisme (hewan maupun tumbuhan) oleh suatu masyarakat merupakan potensi yang harus tetap dijaga kelestariannya. Selain faktor murah, pengaruh sampingan yang rendah, juga sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Studi tentang nilai ekonomi pada organisme utamanya hewan laut dari segi kimiawi dan farmasi dalam 3 dekade ini memperlihatkan adanya kandungan substrat bioaktif yang dapat dikembangkan untuk pembuatan obat-obatan baru. Tidak kurang dari 25% kandungan senyawa bioaktif, tersebut telah dihasilkan struktur senyawa bioaktif.
Bahan penelitian berupa siput yang menempel pada pohon bakau. spesies siput yang digunakan dalam penelitian untuk pengobatan yaitu: Telescopium telescopium, Charonia sp., Nerita birmanica, gastropoda Terebralia sulcatadan Terebralia Sulcata. Senyawa Bioaktif pada lendir gastropoda diidentifikasi sebagai peptida, depsipeptida, seskuiterpen, skualen, terpen, alkaloid, polipropionat, Senyawa Nitrogen, Makrolida, Prostaglandin, turunan asam lemak. Senyawa tersebut diidentifikasi dapat digunakan sebagai Antibakteri maupun Antikanker. Isolasi peptida Antibakteri maupun Antikanker lendir Terebralia sulcata dapat dilakukan dengan metode sentrifugasi.
Sentrifugasi merupakan salah satu metode Isolasi peptida yang Efektif dan sederhana. Tahapan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan antibakteri dan sitotoksik lendir Terebralia sulcata yang diisolasi dengan metode sentrifugasi meliputi tahap preparasi sampel. Kemudian tahap isolasi peptida pada lendir Terebralia sulcata dengan metode sentrifugasi. Proses sentrifugasi dilakukan dengan menggunakan beberapa variasi kecepatan putaran untuk mengetahui kecepatan Optimum yang dapat menghasilkan Isolat dengan kandungan peptida yang stabil dan murni. Selanjutnya adalah tahap uji antibakteri. Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram menggunakan dua bakteri uji, yaitu bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif Escherichia Coli.
Untuk mendapatkan nilai atau berat peptida yang diinginkan Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa isolat peptida yang terkandung pada lendir Terebralia sulcata belum mampu melakukan penghambatan pada kedua bakteri uji. Penghambatan optimum pada bakteri uji Staphylococcus aureus ditunjukkan pada sampel isolat 18.OOO g dengan hasil diameter zona bening sebesar 1,06 mm. Penghambatan optimum pada bakteri uji Escherichia coli ditunjukkan pada sampel isolat 15.OOO g. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa pada ketiga sampel isolat peptida lendir Terebralia sulcata memiliki potensi sebagai agen sitotoksik dengan nilai LC5O yang dihasilkan kurang dari 3O ppm. Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan hasil uji elektroforesis yang menunjukan adanya band dominan dengan berat 24,8 kDa yang berpotensi aktif sitotoksik. Hasil ini dapat dikembangkan untuk keperluan medis sebagai obat kanker alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar