Kamis, 29 Juni 2017

Rothschild . Bank Sentral Inggris dan Utang sebagai Alat Penjajahan

Rothschild . Bank Sentral Inggris dan Utang sebagai Alat Penjajahan

Beberapa orang menyangka jika pendirian Bank of England, bank sentral pertama di dunia, juga akibat campur tangan dari Dinasti Rothschild.
Anggapan ini sebenarnya tidak tepat karena Rothschild I sendiri baru lahir di Bavaria pada tahun 1743, sedangkan Bank of England berdiri pada 27 Juli 1694. Sebelum Dinasti Tameng Merah lahir, jaringan Luciferian yang terdiri dari tokoh-tokoh Yahudi berpengaruh dunia yang dikenal dengan istilah “Para Konspirator”, para pewaris Templar, Orde Militeris yang kaya-raya, telah mencanangkan untuk menguasai Rothschild, Bank Inggris, England yang menjadi Inggris sekarang dengan strategi lidah ular: Pertama, merekayasa pernikahan keluarga raja Inggris sehingga nantinya para Raja Inggris berdarah Yahudi, dan yang kedua lewat provokasi perang melawan Perancis agar Inggris memerlukan uang yang banyak di mana pihak Konspirasi akan memberi utang kepada Raja Inggris. 

 Banyak orang yang mengaku Islam menjadi pendukung kelompok Luciferian ini disebabkan mereka malas berpikir sehingga mudah ditipu mentah-mentah. Perjalanan para Konspirator dalam menaklukan Keraaan Inggris diawali dari suatu pertemuan sejumlah petinggi Ordo Kabbalah di Belanda. Mereka menggelar pertemuan dan sepakat untuk menguasai Tahta Kerajan Inggris sepenuhnya dengan cara menurunkan Dinasti Stuart dan menggantikannya dengan seseorang yang mereka bina dari Dinasti Hanover dari Istana Nassau, Bavaria. Kala itu, Tahta Kerajaan Inggris tengah diduduki King Charles II (1660-1685).

Raja Inggris ini masih kerabat dekat Duke of York. Mary adalah anak sulung dari Duke of York. Diam-diam, kelompok Konspirator mengatur strategi agar Mary yang masih gadis itu bertemu dengan ‘Sang Pangeran’ bernama William II, salah seorang pangeran kerajaan Belanda dan pemimpin pasukan kerajaan. Mary dan William II pun bertemu dan saling tertarik. Pada tahun 1674 mereka menikah. Rothschild, Bank Inggris, Tahun 1685 King Charles II meninggal dan digantikan oleh James II yang memerintah sampai tahun 1688.
Dari hasil perkawinan antara William II dan Mary, lahir seorang putera yang kemudian dikenal sebagai William III, yang kemudian menikah dengan seorang puteri dari King James II bernama Mary II. William III yang berdarah campuran antara Dinasti Stuart dengan Dinasti Hanover ternyata menurut kelaziman tidak bisa menjadi Raja Inggris disebabkan ia bukan berasal dari garis keturunan laki-laki Inggris, melainkan dari garis perempuan.  Beberapa tahun sebelumnya, lewat tangan Oliver Cromwell, kekuatan Yahudi juga telah ‘menyikat’ King Charles I dan menguasai lembaga-lembaga 



Kerajaan Inggris sekarang merupakan keturunan langsung dari King Edward III (Prince of Wales) yang merupakan keturunan Hanover. Pada tahun 1689, Raja Inggris, King William III mendirikan Loyal Orange Order yang begitu fanatik mendukung gerakan pembaruan Gereja yang dipimpin Martin Luther. Sejarah memang telah mencatat jika Gereja Katholik merupakan musuh bebuyutan para Templar. Para Templar, dan juga para pewarisnya seperti kaum Mason dan Rosikrusian, masih sangat ingat bagaimana Paus Clement IV berkomplot dengan King Philip V dari Perancis pada Jumat, 13 Oktober 1307, menumpas dan membantai Templar dari seluruh Eropa.

Perlawanan dan penghancuran Gereja (Katolik Roma) merupakan salah satu tujuan utama kelompok Luci ferian ini yang berasal dari dendam sejarah yang kesumat. Kelompok inilah yang senantiasa mengobarkan api permusuhan Rothschild, Bank Inggris, terhadap kaum Katolik sehingga sampai sekarang kehidupan masyarakat di sana tidak pernah sepi dari konflik Protestan-Katolik. King William III sendiri menceburkan diri dalam peperangan melawan Perancis yang mayoritas Katolik. Inggris menderita kerugian yang banyak. Utang pun menumpuk. Inilah awal berdirinya Bank of England sebagai bank sentral swasta pertama di dunia, seperti yang telah disinggung di muka. WilliamG. Carr dalam bukunya “Yahudi Menggenggam Dunia” (Pustaka Alkautsar, 1991) mencatat kronologi perjalanan petualangan Oliver Cromwell sebagai kaki tangan tokoh Yahudi-Inggris setelah kematian King Charles I pada 30 Januari 1649. 

kronologinya   1649, Cromwell menyerbu Irlandia dengan dukungan dana· dari lobi Yahudi internasional sehingga terjadi peperangan antara Inggris Protestan melawan Irlandia Katolik.  1651, Charles II, putera King Charles I, memerangi Cromwell·tapi gagal. Ia dibuang ke Perancis.  1652, Inggris melibatkan diri berperang melawan Belanda·1653, Cromwell mengangkat dirinya sebagai The Lord· Defender of Great Britain.  1654, Inggris terlibat perang Eropa lagi.·1656, Amerika yang masih menjadi jajahan Inggris bergolak· dan akhirnya menjadi negara merdeka.  1657, Cromwell meninggal dunia. Puteranya, Richard, menjadi
penguasa Inggris.  1659, Richard mengakhiri persekongkolan dengan Yahudi.

ia mengundurkan diri dari kekuasaan. Rothschild, Bank Inggris,1660, Jenderal monk dari angkatan bersenjata Inggrismenduduki London. Charles II diangkat menjadi raja Inggris.  1661, Skandal persekongkolan antara Cromwell dengan kubu· Yahudi Internasional terungkap. Warga London geger dan marah. Makam Cromwell dibongkar paksa.  1662, Gereja resmi Inggris, Anglikan, menindas umatProtestan.  1664, Inggris kembali berperang melawan Belanda 1665, Krisis ekonomi melanda Inggris. Pengangguran dan· kelaparan merebak. Di tahun itu juga terjadi kebakaran besar yang menghanguskan sebagian kota London, disusul wabah penyakit lepra.  1666, Inggris terlibat perang dengan Belanda dan Perancis.

Th 1667, Ordo Kabbalah yang secara rahasia masih eksis di Inggris
melancarkan gerakan sabotase ke kalangan elit pemerintahan. Akibatnya muncul gelombang baru penindasan agama dan politik di Inggris.  1674, Setelah menggelar pertemuan internal di Belanda,Kelompok Yahudi Internasional sepakat menguasai Kerajaan Inggris sepenuhnya dengan melengserkan King Charles II dan menaikkan seseorang yang bisa dikendalikan,yakni penobatan King William IIIyang masih berdarah Dinasti Hanover.  1683, Konspirasi berupaya membunuh King Charles II
Duke of York tapi gagal.  1685, King Charles II meninggal dunia. Duke of York yang
beragama Katolik naik tahta dengan gelar King James II. Konspirasi menyebarkan desas-desus untuk menentang raja baru itu. Rakyat banyak yang termakan isu ini. Akibatnya Rothschild, Bank Inggris, banyak rakyat yang ditangkap pihak kerajaan. Nama King James II menjadi tidak popular di mata rakyat.  1688, setelah King James II sudah tidak lagi mendapatdukungan rakyatnya,

King James II akhirnya turun tahta dan kabur ke Perancis.  1689, William of Orange atau William III dan Queen of Mary –keduanya Protestan—mengukuhkan diri sebagai Raja dan Ratu Inggris. Sementara itu James II kabur lagi ke Irlandia, sebuah wilayah Katolik.
      Pasukan Inggris sendiri terpecah antara yang Protestan dengan yang Katolik. Yang Protestan mendukung William III sedang yang Katolik berupaya mengembalikan James II ke tahtanya. Perang saudara pun tak terelakkan pada 12 Juli 1689.,rakyat Inggris masih mengenang peristiwa tersebut tanpa banyak yang menyadari bahwa perang saudara itu sesungguhnya sengaja dibuat oleh Konspirasi Yahudi Internasional untuk menguasai perekonomian negara besar Eropa itu. Hasilnya, berdirilah Bank of England, bank sentral swasta pertama di dunia (1694), yang dimiliki Konspirasi Yahudi tersebut. Inggris terus dibuat untuk berperang, sehingga kas kerajaan terkuras dan utang bertambah banyak. Jerat yang dipasang para pemilik modal Yahudi kini telah mengikat mangsanya. 


                                                                                                        By , moctadin si beted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar