Sabtu, 08 Juli 2017

Kisah perjalanan jaka tingkir

jaka tingkir

Kisah perjalanan jaka tingkir

Dalam tradisiJawa Jaka/Joko Tingkir atau Mas Karèbèt atau ejaan tiong hoa Peng King Kang adalah pendiri sekaligus raja pertama kerajaan panang yang memerintah tahun 1549-1582 dengan nama Hadiwijaya. 

Nama aslinya adalah Mas Karèbèt putra dari ki ageng pengging , ki ageng pengging di sebut juga dengan istilah nama ki kebo kenanga , saat ibunya mengandung dan pada waktu dia telah di lahirkan ayahnya sedang mengejar pertunjukan wayang beber yang saat itu dengan dalang Ki Ageng Tingkir,Ki ageng ini adalah murid dari Syehh Siti Jenar .


sepulang dari mendalang Ki ageng tingkir meninggal dunia , Setelah kematian suaminya '' Nyai Ageng Pengging jatuh sakit dan meninggal dunia .pada saat itu Mas karebet '' jaka tingkir '' di ambil sebagai anak angkat Nyai Ageng tingkir istri dari Ki ageng tingkir yang pada waktu itu sebagai dalang wayang beber.Mas karebet tumbuh menjadi pemuda yang gemar bertapa dan dia di juluki Jaka Tingkir .
Mas Karebet atau jaka tingkir dalam menimba ilmu Guru pertamnya adalah Sunan Kali Jaga, dan selain sunan kali jaga ia juga ber guru kepada Ki Ageng Sela ,
Kisah perjalanan jaka tingkir

Beberapawaktu kemudian, Jaka Tingkir bertugas menyeleksi penerimaan prajurit baru. Ada seorang pelamar bernama Dadungawuk yang sombong dan suka pamer. Jaka Tingkir menguji kesaktiannya dan Dadungawuk tewas hanya dengan menggunakan Sadak Kinang. Akibatnya, Jaka Tingkir pun dipecat dari ketentaraan dan diusir dari Demak.
Jaka Tingkir kemudian berguru pada Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro (saudara tua ayahnya / kakak mendiang ayahnya). Setelah tamat, ia kembali ke Demak bersama ketiga murid yang lain, yaitu Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil.



Rombongan Jaka Tingkir menyusuri Sungai Kedung Srengenge menggunakan rakit. Muncul kawanan siluman buaya menyerang mereka namun dapat ditaklukkan. Bahkan, kawanan tersebut kemudian membantu mendorong rakit sampai ke tujuan.
Saat itu Trenggana sekeluarga sedang berwisata di Gunung Prawoto. Jaka Tingkir melepas seekor kerbau gila yang dinamakan sebagai Kebo Danu yang sudah diberi mantra (diberi tanah kuburan pada telinganya). Kerbau itu mengamuk menyerang pesanggrahan raja, di mana tidak ada prajurit yang mampu melukainya.
Jaka Tingkir tampil menghadapi kerbau gila. Kerbau itu dengan mudah dibunuhnya. Atas jasanya itu, Trenggana mengangkat kembali Jaka Tingkir menjadi lurah wiratamtama.
                                                                                           Mochtadin si beted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar