Senin, 04 September 2017

11 historical temples located in eastern jawa timur , Indonesia


11 candi bersejarah yang berada di timur , ,jawa timur, indonesia
(Candi Badut)
1. Candi Badu
Candi Badut adalah candi Hindu yang terletak di Desa Dinoyo, sebelah barat laut Malang. Di Desa Dinoyo ditemukan sebuah tulisan bertanggal 760 M, Kawi dan Sanskerta. Prasasti Dinoyo mengatakan bahwa pada abad ke 8 Masehi ada sebuah kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (sekarang Desa Kanjuron) di Jawa Timur. Rajanya bernama Dewa Singha, kekasih Limwa. Limwa ini kemudian menggantikan ayahnya untuk menjadi raja atas nama Gajahyana. Gajahyana kemudian mendirikan sebuah kuil untuk Dewa Agastya. Patung agastya dulunya terbuat dari kayu cendana, lalu diganti dengan patung batu hitam. Peresmian patung itu dilakukan pada tahun 760 dan dipimpin oleh sejumlah pendeta Hindu.
2) Candi Kidal
2) Candi Kidal
Candi Kidal terletak 7 km sebelah tenggara Candi Jago, antara Malang dan Tumpang. Candi ini pada awalnya merupakan tempat penyimpanan sisa-sisa karya Anusapati Raja Singasari. Di dalamnya ada patung Anusapati dalam bentuk Dewa Siwa. Bangunan ini mulai berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa-dewa sekitar tahun 1248 Masehi. Candi ini terbuat dari batu alam. Di candi Hindu setinggi 12,5 m ini ada patung cerita Garuda yang mencuri amarta, yaitu "air kehidupan

3) Candi Jago
Candi Jago (Negarakretagama menyebutnya Candi Jajaghu) adalah candi Siwa-Budha (pencampuran agama), yang juga disebut Candi Tumpang karena terletak di Desa Tumpang, sebelah timur Malang. Candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara dari Singasari sebagai penghormatan kepada Wisnuwardhana, ayahnya. Arsitekturnya terdiri dari tiga (berundak) dengan bodi candi yang terletak di bagian belakang kaki candi
4) Candi Jawi (Jajawa)
Di Negarakretagama, candi ini disebut Candi Jajawa dan dibuat pada saat Kertanegara. Pada tahun 1331 candi ini disambar petir. Candi ini setinggi 24 m, berpola Siwa-Buddha. Selain patung tubuh Siwa, Arca juga ditemukan Ardanari, Brahma, Ganesha, Durga, dan Lembu Nandi. Di candi ini Kertanegara dimurnikan sebagai tiga bentuk patung yang berbeda. Pertama sebagai Siwa dan Buddha dalam bentuk Bhairawa sebagai simbol nirmanakaya; dalam bentuk Ardhanari sebagai simbol sambhogakaya, dan dalam bentuk jina sebagai simbol dharmakaya.

5) Candi Singasari
Candi Singasari adalah candi Shiva yang besar dan tinggi, terletak 10 km dari Malang, disekitar ibu kota Singasari terlebih dahulu. Candi ini merupakan tempat pemaparan Kertanegara yang digambarkan sebagai Bhairawa (Kertanegara juga dikuduskan sebagai Siwa dan Budha di Candi Jawi). Bagian atas candi melambangkan puncak Mahameru, tempat tinggal para dewa dalam mitologi Hindu. Candi ini dibuat pada zaman Hayam Wuruk Majapahit. Pintu candi ini didekorasi dengan patung Kala (Dwarapala). Candi Singasari terlihat sekali pada patung Bhairawa di Sungai Langsat, Bukittinggi di kerajaan Minangkabau, Sumatera. Patung Ken Dedes di Pura Singasari digambarkan sebagai Dewi Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan.

6) Candi Rimbi
Candi ini terletak di Desa Pulosari, Jombang, merupakan candi Hindu dari warisan Majapahit abad ke-14. Di dalamnya ada patung Parwati yang diwujudkan sebagai Tribuwana Tunggadewi, ratu Majapahit yang memerintah pada 1328-1350.
s puncak Mahameru, tempat tinggal para dewa dalam mitologi Hindu. Candi ini dibuat pada zaman Hayam Wuruk Majapahit. Pintu candi ini didekorasi dengan patung Kala (Dwarapala). Candi Singasari terlihat sekali pada patung Bhairawa di Sungai Langsat, Bukittinggi di kerajaan Minangkabau, Sumatera. Patung Ken Dedes di Pura Singasari digambarkan sebagai Dewi Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan.



7) Candi Bajang Ratu
Candi ini sebenarnya adalah sebuah gerbang yang terbuat dari batu bata di daerah Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Gapura istana Ratu Bajang diukir dari atas ke bawah. Gerbang jenis ini ditutup,

Berlawanan dengan
Waringin Lawang, sebuah gerbang di daerah Trowulan yang juga termasuk Candi Bentar. Melihat prevalensi di Bali, Candi Bentar adalah pintu gerbang ke cluster keratin Majapahit. Sementara gerbang tertutup ada di cluster istana kerajaan, Bajang Ratu milik istana Majapahit atau konstelasi tempat royalti.

8) Kompleks Pura Panataran

Komplek Candi Panataran terletak 11 km dari Blitar, tepatnya di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok. Kompleks ini dibangun oleh pemerintah Kediri, kemudian mengalami banyak renovasi selama pemerintahan Majapahit. Bangunan utama (Candi Panataran) pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kompleks ini dipasang oleh dinding dengan pintu masuk gerbang di sisi barat namun sekarang tinggal sisa-sisa, di antara dua patung Dwarapala lainnya, patung raksasa penjaga pintu candi.
9). Candi Cloud Source
Kompleks Candi Panataran berjarak 11 km dari Blitar, tepatnya di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok. Kompleks Candi Panataran terletak 11 km dari Blitar, tepatnya di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok. Kompleks ini didirikan sejak pemerintah Kediri, kemudian mengalami banyak renovasi selama pemerintahan Majapahit. Bangunan utama (Candi Panataran) selesai pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kompleks ini awalnya dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk gerbang di sisi barat namun sekarang tinggal sisa-sisa, di antara dua patung Dwarapala lainnya, patung raksasa penjaga pintu candi.

10. Candi Brahu

Candi Brahu adalah salah satu candi yang terletak di dalam situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Tepatnya, candi ini terletak di Jambu Mete, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,
Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini berasal dari judul bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
Dalam sebuah tulisan yang ditulis Mpu Sendok tertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut tempat pembakaran (krematorium) para raja. Namun, dalam penelitian tersebut tidak ada ahli tunggal yang berhasil menemukan bekas abu di bilik candi. Hal ini diverifikasi setelah restorasi candi dari tahun 1990 sampai 1995.
                                                                              
                                                                                                       Mochtadin si beted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar