2. Yat Sun alias Adipati Yunus 1518 - 1521
3. Tung Ka Lo alias Trenggana 1521 - 1546
4. Muk Ming alias Sunan Prawata 1546 - 1546
Muk Ming dikalahkan dan terbunuh oleh Arya Penangsang Jipang, seorang cucu lain dari Raden Patah. Penangsang Jipang sendiri kemudian dibunuh oleh iparnya Muk Ming. Kerajaan Islam Demak tiada lagi karena ipar tsb mempunyai negara sendiri di Pajang di pedalaman Jawa Tengah dan merupakan orang Islam mazhab Shi’ite,
Demak dua kali dengan sia-sia menyerang kekuatan Portugis di Malaka dan satu kali di Maluku. Namun pada tahun 1526-1527 Sunan Gunung Jati alias Fatahillah / Toh A Bo / Pangeran Timur, panglima kerajaan Demak, merebut Sunda Kalapa dan berhasil mengusir orang Portugis yang datang dengan maksud membangun benteng.
Nama Sunda Kalapa oleh dia diganti menjadi Jayakarta.
pada tahun 1564 the martial king of Aceh Ala’ad-Din Shah telah minta pada “Raja Demak, Kaisar Jawa” (o Rey de Dama, Imperador do Jaoa) untuk membantu ekspedisinya menghadapi orang Portugis di Malaka. Nampaknya 18 tahun setelah runtuhnya kerajaan Demak, di tempat itu ,masih terdapat kekuasaan yang oleh the mighty king of Aceh dipandang cukup berkuasa untuk diajak bersekutuan. Pada tahun 1574, jauh setelah kerajaan Demak tiada lagi, Ratu Kalinyamat dari Japara, cucu perempuan Raden Patah, masih merasa cukup kuat untuk mengirim kapal-kapal perang menyerang orang Portugis di Malaka.
Setelah merebut Sunda Kalapa, Sunan Gunung Jati menjadi Sultan Banten dan membentuk masyarakat Islam disana. Kesultanan Banten kemudian dia serahkan kepada Hasanuddin, puteranya, dan oleh tradisi Jawa dipandang sebagai raja Banten yang pertama.
Pada tahun 1552 Sunan Gunung Jati datang ke masyarakat Muslim Tionghoa di Cirebon. Dia kecewa dengan adanya saling bunuh-membunuh antara cucu-cucunya Raden Patah. Sunan Gung Jati mengabulkan permintaan Haji Tan Eng Hoat alias Maulana Ifdil Hanafi untuk mendirikan kesultanan di Cirebon .Sebagai orang yang sudah berumur lanjut dia menjadi sultan Cirebon yang pertama, menikah dengan puterinya Haji Tan Eng Hoat dan putera mereka menjadi Sultan Cirebon yang ke II.
========================================================================
Antara tahun 1430 dan tahun 1567 orang Tionghoa dilarang meninggalkan tanah leluhurnya. Angkatan Laut Tiongkok yang canggih dengan teknologi yang jauh lebih tinggi tingkatnya daripada kapal-kapal Eropa, diterlantarkan.
Tahun 1431 yaitu 61 tahun sebelumnya Columbus, kapal-utama Laksamana Cheng Ho berukuran 140 meter, sedangkan panjangnya kapal Columbus hanya 30 meter. Peninggalan-peninggalan yang diketemukan menunjukkan Australia dan Amerika Latin telah dikunjungi oleh pelaut-pelaut Tionghoa.
Selama abad ke 1 hingga abad ke 14 Masehi, Tiongkok telah membanjiri Eropa dengan bukti penemuan-penemuan itu, imunisasi, inokulasi. Semua ini mengakibatkan kegemparan di dunia Barat.
Pada tahun 1574 Lim Ah Hong, seorang yang berada diluar perlindungan hukum (an outlaw) mengepung benteng Spanyol di Pilipina serta nyaris merebut Manila. Kemampuan seorang outlaw Tionghoa untuk mengguncangkan kekuasaan Spanyol di Asia, membuat gubernur Spanyol mengingini hubungan baik dengan kaisar Tiongkok. Tahun 1661 Koxinga mengalahkan Belanda di Taiwan. Satu tahun kemudian dia mengirim ultimatum kepada penguasa Spanyol di Pilipina untuk menyerah kepadanya atau dihancurkan .
penemuan bahan peledak di Tiongkok. Sedari permulaan, bahan peledak dipergunakan untuk keperluan-keperluan militer.
Pada dynasti T’ang (618-907) bahan peledak “nitre” dan alkimia Tionghoa dikenal orang-orang Arab dan Persia sebagai “salju Tionghoa” dan “garam Tionghoa”. Abad ke 13 bahan peledak Tionghoa mulai dikenal Eropa melalui orang Arab yang masa itu berkuasa di Spanyol.
Tidak lama kemudian orang Arab dapat membuatnya sendiri. Senjata dan roket Arab Qidan” berdasarkan model-model Tionghoa. Pada masa itu Tiongkok di Eropa terkenal sebagai Qidan. Pada tahun 1326 Inggris, Perancis dan Negara-negara Eropa untuk pertama kalinya membuat alat- alat perang yang berasal Tiongkok ini. Senjata-api “blunderbus” yang dipergunakan di Eropa sekitar permulaan abad ke 14 asal-usulnya di Tiongkok.
=============================================================
Kalimantan-Barat Pada dasarnya Indonesia terdiri dari bagian-bagian yang dahulu mempunyai kedaulatan sendiri seperti kerajaan, kesultanan
Dalam abad ke 18 dan abad ke 19 di Kalimantan-Barat selain kerajaan/kesultanan terdapat juga sejumlah negara republik.. Masing-masing negara republik terdiri dari suku-suku tertentu. Dan kurangnya pemersatuan hingga mudah diadu-domba oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah perang melawan Belanda dengan pertumpahan darah yang besar pada tahun 1854 hanya tinggal satu Republik Lan Fong yang achirnya berdiri 107 tahun. Meskipun tahun. 1884 Belanda berhasil menghancurkannya, tahun 1912 berhasil diamankan. Sisa pusat perlawanan Lan Fong pertama-tama menyingkir ke Sarawak. Disana mereka terkenal dibawah bendera Sam Tiam Hui.
107 Tahun Republik Lan Fong lebih lama daripada negara persatuan Jerman bentukan Bismarck, yang setelah kira-kira 75 tahun pecah menjadi Jerman Timur dan Barat. Ditambah 12-13 tahun setelah dipersatukan lagi juga belum 100 tahun. Belgia terbentuk tahun 1830 hingga kini 173 tahun dan dengan demikian berumur kurang daripada self-government orang-orang Tionghoa di Palembang yang menurut Victor Purcell berlangsung selama 200 tahun.
Tahun 1885 (setahun setelah Lanfong hancur) tentara Belanda masih menghadapi perlawanan. Orang-orang Lan Fong inilah yang tadinya mengolah pertambangan mas di Kalimantan hingga daerah ini menjadi makmur ,Ketika thaiko Lo Fong-phak mendirikan Kongsi Lan Fong di Mandor pada tahun 1777, belum ada pemerintahan yang menguasai daerah itu. Maka semua hukum dan undang-undang yang berlaku disitu dia yang menyusunnya. De Groot sangat kagum sejumlah pendatang campur-aduk yang berasal dari kaum petani biasa di Tiongkok mampu mendirikan negara dengan organisasi yang rapih dan terpimpin dimana berlaku hukum, ketertipan dan disiplin. Mereka memiliki perundang-undangan serta sistem keuangan sendiri.
Perundingan-perundingan dengan pemerintah Belanda yang jauh lebih kuat, telah mereka lakukan dalam tingkat sederajat. Dari manakah semangat republik dan demokratis yang besar itu, sedangkan orang Barat selalu mengira kekuasaan di Tiongkok bersifat absolutis .
De Groot telah mempelajari keadaan di Tiongkok dan berkesimpulan semua ini adalah warisan adat-istiadat dan sistem kebijaksanaan dari negara leluhur.
Kehancurannya Negara-negara republik di Kalimantan bararat telah mendatangkan kemiskinan di daerah ini yang luasnya lebih dari empat kali negeri Belanda
De Groot bertindak sebagai juru bahasa. Semua hal antara pihak Belanda dan pihak pimpinan Tionghoa melalui tangannya dan dia mengenal pemimpin-pemimpin kongsi dengan baik. De Groot telah mengumpulkan sebanyak mungkin dokumentasi karena mengetahui Belanda akan menyerang dan orang-orang Tionghoa tidak akan menyerah tanpa perlawanan
Van Rees seorang Belanda lain yang banyak mengetahui tentang Negara-negara, republik suku Tionghoa telah memberi kesaksian tentang pergaulan sama rata di republik itu. Orang yang berpangkat paling tinggi duduk berdampingan dengan yang paling miskin. Menurut van Rees di dalam penghidupan sehari-hari orang Tionghoa tidak mempersoalkan tingkat dan pangkat. Penguasa sipil Sambas bernama Muller dan seorang pejabat Belanda bernama Veth juga menyaksikan hubungan sama-rata. orang yang terendah pun setiap waktu dapat menghubungi pimpinan termasuk kapthai sendiri.
Tiada pemimpin yang merasa tersinggung bila seorang dari rakyat-biasa memasuki ruang kerjanya untuk membicarakan urusan-urusan kecil. Bila bertemu dipersimpangan jalan, pemimpin dan rakyat-biasa saling menyambut dengan ramah Pada umumnya sama dengan sifat orang-orang Tionghoa yang datang ke jajahan Belanda ,Di Jawa disatu pihak pendatang baru dari Fukien dengan mudah dikuasai oleh pemuka-pemukanyanya, tetapi dilain pihak menunjukkan kemerdekaan yang bertaraf tinggi tanpa sikap resmi dan hormat yang berlebihan. Pihak pemimpin cukup bijaksana tidak menuntut kehormatan yang lebih besar
Hutan ditebang dan tanah yang tidak begitu subur dijadikan sawah, kebun gula dan kebun buah-buahanan. Dikatakan tiada suku lain di dunia dalam keadaan yang sama dapat mewujudkannya. Bekerja dibawah terik panas matahari daerah khattulistiwa dari subuh hingga matahari terbenam, dipersukar oleh kekuasaan Belanda, tanpa perlindungan dari pemerintah tanah leluhur, tanpa modal, hanya dengan kecerdikan dan semangat-berusaha (spirit of enterprise). Menjalin hubungan keluarga dengan pihak Pribumi melalui pernikahan , Mendirikan sekolahan-sekolah merupakan salah satu usaha yang utama, sekalipun didesa-desa yang kecil. Di antara kaum Tionghoa sukar dijumpai orang yang buta-huruf. Mereka disukai penduduk Pribumi sebagai tenaga yang berharga.
Permulaan tahun 1960-an operasi chusus (Opsus) tentara telah melancarkan intrik penghasutan orang Dayak di pedalaman Kalimantan-Barat terhadap orang Tionghoa. Puluhan ribu orang Tionghoa dikejar-kejar, menjadi pengungsi di kota-kota pantai Dasar pikiran yang menelorkan operasi itu menyalahi cita-cita nation-building serta merugikan nusa dan bangsa Indonesia.
Adanya sejarah negara Thai Kong, pada hakekatnya tidak beda misalnya dengan adanya negara Demak yang didirikan Jin Bun alias Raden Patah. negara Indonesia terdiri dari banyak bagian yang dulunya mempunyai kedaulatan sendiri. Operasi chusus tetap dilancarkan di Kalimantan-Barat karena penduduk didaerah yang bersangkutan keturunan Tionghoa, meskipun mereka warganegara Indonesia. Diskriminasi terhadap Tionghoa adalah warisan politik adu-domba kolonial Belanda. Thailand yang tidak mengalami penjajahan telah menyerap orang-orang Tionghoa tanpa banyak persoalan. Apalagi bagi orang-orang yang pandai. Bekas Perdana Menteri Chuan Leek Pai dan banyak orang terkemuka lain serta tidak sedikit anggauta keluarga raja adalah keturunan Tionghoa yang sudah 100% menjadi orang Thai. Sebelum jaman kolonial orang2 Tionghoa di Indonesia juga dengan sendirinya terserap secara wajar. keturunan Tionghoa seperti Raden Patah dan Endroseno hingga Cekong semuanya telah terserap oleh pihak Pribumi Indonesia dimasa sebelum penjajahan.
Mochtadin si beted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar