hubungan Majapahit dengan Tiongkok
Kublai Khan, cucunya Jengiz Khan, meninggal 18 Pebruari 1294. Antara thn. 1325 dan 1375 hubungan Majapahit dengan Tiongkok telah membaik. Sang Adityawarman yang dibesarkan di Majapahit dan yang kemudian menjadi Raja Sumatera-Barat telah mengunjungi istana kaisar Tiongkok sebagai menteri dan utusan Majapahit pada thn. 1325 dan kunjungan ke dua pada thn 1332.
Pada tg. 30 oktober 1371 kaisar T’ai-tsu mengeluarkan pengumuman dengan petunjuk untuk para pejabatnya:
menguasai tanah yang terlalu besar tidak mendatangkan ketenteraman. Bila rakyat diharuskan bekerja terlalu berat, keadaan itu menjadi sumber kekacauan ,pernyataan-pernyataan T’ai-tsu kepada penguasa-penguasa asing mengandung banyak saran kebijaksanaan. Daripada menganjurkan mereka untuk berdagang dengan Tiongkok,
dia menginginkan mereka berkuasa dengan baik, memelihara hubungan baik dengan negara tetangganya dan saling mengindahkan tapal-batas masing-masing.
T’ai-tsu curiga ada penguasa asing berakal bulus serta mengirim utusan dengan maksud yang tidak jujur, dia lebih baik menolak upeti mereka. Misalnya, upeti perampas kuasa (usurpers) tidak dapat diterima olehnya (were unacceptable to him).
Hubungan Tiongkok-Siam jaman lampau mengandung unsur yang di satu pihak berdasarkan “vanity” (pengumpakan diri) dan di lain pihak berdasar pada “rapacity” (nafsu menggarong, lebih jelek daripada serakah/greedy). Raja Siam mengaku dirinya sebagai pembayar upeti terhadap kaisar Tiongkok bukan karena terpaksa dan bukan karena berada dibawah kekuasaan kaisar, melainkan demi menghindarkan pembayaran bea bagi kapal-kapal yang membawa utusannya ke Tiongkok.
Para utusan tersebut mempersembahkan bunga dari mas sebagai tanda upeti, tetapi kaisar menerima hadiah tersebut jauh lebih berharga sebagai tanda penghargaan. Negara-negara lain yang lemah mengakui kaisar Tiongkok karena sebagai imbalannya mendapat perlindungan terhadap gangguan-gangguan dari luar.
by ; mochtadin si beted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar